Selasa, 27 September 2016

Quattrick Sang Petahana


Sepertinya 'ujung tombak' PemProv DKI memang ingin mencetak quattrick, dengan program 'relokasi'. Ingaat.. relokasi, bukan penggusuran. Sebelum akhirnya ia digantikan di 2017 nanti, aamiin.

Kampung Luar Batang, KaliJodo, RawaJati, dan yang hari ini akan dieksekusi, Bukit Duri, luaarr binaasaah.

Tujuannya mungkin baik, untuk menormalisasi pungsi sungai. Tapi ada yang terlupa, penghuninya. Mereka manusia, punya hidup, punya budaya, punya harapan. Memindahkan begitu saja tanpa memikirkan tatanan hidup yang sudah mereka jalani sejak puluhan tahun, itu sebuah kegilaan.

Mereka bukan kunyuk yang gak bisa diajak bicara, bahkan kunyuk juga bakal protes saat mereka dipindahkan ke sebuah kandang bertingkat yang jauh dari hutan untuk kemudian ditelantarkan.

Begitu banyak cara, bahkan di tahun 2013 penguasa DKI sebelumnya begitu anggun dengan semboyannya, 'Membangun Tanpa Menggusur'. Tahun yang sama saat kampung Bukit Duri diganjar penghargaan City Changer oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Hidup memang penuh kepalsuan, seperti cinta bocah bau kencur dalam cerpen 'air mancur di tengah hujan', karya sastrawan dari negeri sakura, yang mengakhiri hidupnya dengan seppuku, Yukio Mishima.

Selamat menikmati sarapan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar