Sabtu, 03 September 2016

Buruk Muka Cermin Mengalah

Dari Narcissus - laki-laki tampan yang selalu terpesona menatap ke dalam telaga, dimana paras eloknya terpantul. Di telaga itu pula ia tenggelam, saat kali terakhir mengagumi wajahnya, tanpa menyadari tubuhnya yang mulai melemah dan tak kuat lagi beranjak dari tepi telaga. Ia tewas bersama kekaguman akan dirinya sendiri - kita belajar, bahwa kekaguman kita pada diri sendiri terkadang meniadakan penilaian orang lain yang tak lain adalah cermin bagi kita, yang dengannya kita memperbaiki kekurangan-kekurangan kita.

Kesadaran kita akan siapa kita, manusia yang selalu memiliki cela, manusia yang memiliki noda-noda masa lalu di wajah, menjadi elemen terpenting dalam upaya mengenali diri kita, mengoptimalkan kejernihan wajah kita. Tanpa itu, cermin hanya serupa telaga yang akan menenggelamkan kita, karena kita tak ubahnya Narcissus yang tak pernah melihat kelemahan dan kekurangan dirinya.

Mulailah pagi ini dengan meminum segelas air putih agar pikiran menjadi jernih, agar kita, saya khususnya, tetap sadar. Tak lebih hanya seorang laki-laki dengan tiga orang putra, bukan seorang Nicolas Saputra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar