Sabtu, 03 September 2016

Galmup

"Bahan cerita anak-anak, dikutip dengan sikap dewasa dan hasil pemilu dipahami secara kekanak-kanakan, manakah yang lebih fungsional dibidang keilmuan?"

Pertanyaan itu saya kutip dari buku "Pil Koplo Dan Don Quixote" yang ditulis Mohamad Sobary (penulis senior mantan Bos Antara, Lembaga Kantor Berita Nasional) 16 taun silam.

Wajar akhirnya suaminya markonah begitu populer (biar gak nyebut nama mukidi) dengan cerita-cerita lucunya, yang sering kita temui dalam keseharian di sekitar kita. Iya bener, kita jenuh sama berita-berita politik yang makin gak banget, pasca pemilu paling fenomenal, yang membuat teman jadi lawan, ade-abang gak tegoran, suami-istri pisah ranjang (haha masa iya ampe segitunya) gegara yang satu milih Pak Joko, yang lainnya Pak Wowo.

Ternyata kita emang belum dewasa alias kekanak-kanakan dalam menyikapi hasil pemilu. Buktinya, ampe sekarang kalo ada 'samwan' yang cerita kondisi memprihatinkan bangsa ini, dibilangnya nyinyir. Sebaliknya kalo ada samwan yang cerita kemajuan negeri ini, dibilang hoax. Hadeeuh puyeng baang.. pale rogayeh.

Aselih, sikap kita yang begitu itu, nanti 5 atau 10 tahun lagi, saat anak-anak kita udah mulai paham, itu akan terlihat jauh lebih konyol dari cerita temennya wakijan (biar gak nyebut mukidi).

Bukan begitu bang ji'ih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar