Sabtu, 03 September 2016

Bajaj Gak Pernah Ingkar Janji

Mungkin gak lama lagi dia akan berjalan tertatih, mengikuti jejak senior-seniornya, becak dan oplet. Tergerus modernisasi, tersingkir oleh para pemain baru moda transportasi, tapi setidaknya dia pernah mengantarkan seseorang ke maqam tertinggi di negeri ini, Presiden.

Kemenangan rezim saat ini bisa di bilang kemenangan bajaj. Kok? coba deh liat, di tengah parade kampanye, di antara parade kemenangan, bajaj selalu diikut-sertakan. Ia menjadi ikon rezim ini, sebuah perlambang kecintaan negeri ini pada wong cilik.

Gak cuman artis-artis papan atas, sang presiden pun duduk manis di jok belakang sebuah bajaj. Iya bajaj, yang belakangan justru dilarang melewati jalan depan istana. Ini kaya kurcaci yang udah menolong sang pangeran merebut kerajaannya, setelah sang pangeran akhirnya bertahta, para kurcaci dikembalikan ke gorong-gorong. WarrrBiaazaa..

Sialnya, watak bajaj yang terkenal, udah kadung nempel pada sebagian pejabat negeri ini. TUKANG NGELES. Jadi dah peristiwa demi peristiwa yang disuguhkan para aktor di negeri ini lebih mengejutkan dari cerita mahabharata, pejabatnya lebih munafik dari sengkuni, lebih lucu dari warkop DKI, hahaha.

Makanya jaj.. situ kalo jadi kendaraan kudu netral, jangan mau dijadiin kendaaan politik. Dalam politik itu gak ada temen sejati jaj, maren dicaci hari ini dipuji, maren dipeluk hari ini ditekuk. Semua demi saiton yang bernama Kekuasaan.

Sabar ya jaj..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar