Senin, 05 September 2016

Anggun



Urusan bully-membully, risak-merisak, sebenernya gak cuma terjadi saat ini, zaman dimana berita artis cepirit lebih layak tayang di tipi ketimbang sekelompok warga yang nasibnya tergantung di atap rusunawa.

Dulu, sekitar dua dekade yang lalu, awal taon 90an saya kira. Seorang artis muda pelantun hit 'Mimpi' pernah jadi sansak bully orang-orang yang menjadikan nilai akademis sebagai satu-satunya prestasi yang pantas disanjung, tidak untuk sebuah karya seni, gegara si artis konon sempat tidak naik kelas sangking asiknya bernyanyi.
Sialannya, orang-orang pintar itu ternyata diam-diam menjadikan lagu mimpi sebagai lagu kenangan mereka.

Dan sekarang, gadis itu sudah menjadi seorang ibu, dia bukan lagi milik Indonesia, dia telah menjelma menjadi idola masyarakat pencinta musik di dunia, ya dia berhasil go internasional, silent saja, gak pake gembar gembor, gak pake ngerubah gaya rambut, fashion, apalagi kesan lebih barat dari artis barat itu sendiri, kaya si Rogayeh. Cuman atu yang ilang, gigi gingsulnya.

Belakangan, ada yang liat patung lilin kembaran dirinya nongol di Museum Madame Tussauds di Bangkok, museum yang memamerkan tokoh-tokoh berpengaruh di dunia. Dia jadi orang Indonesia kedua setelah Sang Proklamator, yang patung dirinya di pamerkan di museum prestisius itu. Patung itu duduk dengan manis diantara pesona patung-patung para pesohor dunia macam Beyonce, Mikhael Jackson, Johni Depp, Lady Gigi eh Gaga, dan yang lainnya.

Ini kudunya jadi pelajaran. Elu, gw, kalian, kita semua gak pernah tau masa depan seseorang. Dan kita gak bisa menilai siapapun hanya dari kacamata kita, hanya dengan melihat kekurangannya hari ini, apalagi mencungkil-cungkil dengan usil aib masa lalunya.

Bukan begitu, mba Anggun?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar